Galau, sebuah kata yang akhir-akhir ini nge-trend dikalangan
remaja dan kaum muda di negeri ini. Kata yang menggambarkan suasana hati
seseorang yang sedang kacau, bingung, resah, gelisah dan sedih. Merasa ada
sesuatu yang ingin diutarakan namun belum tersampaikan, atau sesuatu yang ingin
dilakukan namun belum terealisasikan. Apapun definisinya? Galau adalah sebuah
penyikapan yang dilakukan oleh seseorang atas masalah yang menimpanya. Setiap
orang memiliki masalah dengan kadar yang berbeda, perbedaan itu telah
sedemikian sempurna hingga mustahil Allah memberikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh hambaNya. Allah menguji kita sesuai tingkat keimanan kita
kepada-Nya. Ujian dari Allah bertujuan untuk membuktikan kebenaran keyakinan
keimanan seseorang, apakah ia layak disebut orang beriman ataukan orang munafik
yang hanya menampakkan zahirnya dan menyembunyikan batinnya.
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ
الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah: 155)
Berbagai cara dilakukan untuk menyelesaikan masalah ataupun
kegalauan yang menimpa seseorang. Sebagaian besar memanfaatkan jejaring sosial
sebagai media mempublikasikan kegalauannya. Mayoritas orang yang galau suka
melebih-lebihkan masalah yang menimpanya. Hal yang mereka lakukan ini adalah
bukti bahwa mereka adalah orang yang tak mampu menerima ujian yang menimpanya.
Penyikapan seseorang atas masalah yang menimpanya menunjukkan tingkat pemahaman
mereka terhadap masalah itu sendiri.
“Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan di bumi.
Apabila kamu menampakkan atau menyembunyikan apa yang ada pada dirimu, maka
Allah akan memperhitungkan kamu lantaran perbuatan itu. Lalu Dia mengampuni
orang yang dikehendaki-Nya dan mengazab orang yang dikehendaki-Nya. Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Al Baqarah: 284)
Penggalau adalah sedikit orang yang tak mampu menyalurkan
resah mereka dengan cara yang benar, padahal cukuplah Allah bagi kita, tidak
ada Tuhan selain diriNya. Hanya kepadaNya kita bertawakkal..”
Status berisi keluhan, kegalauan, kebimbangan kadang ditulis
dengan berlebihan, padahal mengeluh tidak menyelesaikan masalah yang
menimpanya. Galau tidak memberikan solusi atas masalah seseorang. Galau hanya
menambah beban bagi pelakunya. Kegalauan seseorang menunjukkan bahwa ia tidak
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, padahal Allah telah berjanji bahwa
Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Penggalau adalah orang yang tak mampu menemukan solusi yang
hakiki. Mereka mencari solusi pada tempat yang mustahil memberikan solusi.
Padahal sudah jelas bahwa sabar dan shalat adalah sebaik-baik cara untuk
mendapatkan solusi yang hakiki.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan Sabar dan
Sholat dan sesungguhnya Sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang
yang khusyuk” (QS Al Baqarah: 45)
Allah SWT adalah Rabb yang Maha Baik, maka apapun yang Dia
tetapkan adalah kebaikan. Penggalau tak mampu memahami bahwa semua yang Allah
tetapkan kepada makhluk-Nya adalah baik. Boleh jadi kamu membenci sesuatu
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal
ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.Orang yang
galau adalah orang yang tak mampu mengetahui hakikat dari ujian yang menimpa
dirinya padahal sungguh tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak
pula pada diri kita melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum
Allah SWT menciptakan kita. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.
Orang-orang yang galau adalah orang yang belum mampu
bersyukur, padahal sesungguhnya ujian dan cobaan, susah dan senang, gagal dan
sukses semua adalah nikmat yang patut kita syukuri. Nikmat karena sungguh
terdapat hikmah bagi orang-orang yang berfikir. Sungguh menakjubkan urusan
seorang mukmin, semua urusan adalah kebaikan baginya, dan hal ini tidak
diberikan kepada seorangpun kecuali orang mukmin. Jika mendapat kesenangan ia
bersyukur dan itu adalah baik baginya, dan jika ditimpa bencana maka ia selalu
bersabar dan itu adalah baik baginya. Kesenangan, kesuksesan dan kenikmatan
mengajarkan kita bagaimana bersyukur dan lebih memacu dalam berbuat kebaikan
sehingga Allah pun menambahkan nikmat-Nya lebih banyak lagi. Sedangkan ujian,
cobaan, kesusahan dan kegagalan akan membuat kita lebih berhati-hati dan
merupakan sebuah peringatan dari Allah SWT agar tidak larut dalam kemaksiatan.
Penggalau adalah orang yang tak mampu memahami bahwa masalah
yang menimpanya adalah ujian yang dapat meningkatkan derajatnya disisi Allah.
Bagai seseorang yang akan naik kelas maka pasti akan diuji terlebih dahulu,
jika ia mampu menyelesaikan ujian itu ia akan lulus, namun jika gagal maka ia
akan tetap pada kelasnya. Begitupun ujian dalam kehidupan ini, berat dan
ringannya ujian di sesuaikan dengan kedudukannya dihadapan Allah. Para nabi
adalah orang yang paling banyak mendapat ujian. Seseorang diuji berdasar
tingkat ketaatannya kepada Allah SWT. Jika ia adalah orang yang kuat agamanya,
maka kuat pula ujian baginya. Bagai sebuah permisalan semakin tinggi pohon
semakin besar angin yang menerpanya.
Orang yang sedang galau adalah orang yang tak mampu bersabar
atas ujian dari Allah SWT. Merasa diri mereka sebagai orang yang paling
menderita, mengumbar seakan-akan lemah tak berdaya. Padahal sesungguhnya
musibah dan masalah adalah sarana untuk melatih kesabaran. Kita tidak akan
dapat bertahan dalam sebuah kebaikan kecuali dengan bersabar. Kita tidak dapat
mentaati Allah SWT dan menjauhi kebatilan kecuali dengan sabar. Surga adalah
hadiah tertinggi bagi orang-orang yang sabar dalam ujian.Wahai orang-orang yang
beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu.
Oleh: Ibnu Setya Sarjiyono
0 komentar